Minggu, 19 Juni 2011

GURU


PREDIKAT SEORANG GURU

Guru Peduli dan Guru Galak
Adakalanya siswa memberikan predikat kepada seseorang guru, baik karena penampilannya, karena kebiasaanya, karena sikapnya, karena cara berbicaranya dan masih banyak lagi jenisnya.
Pada sekolah yang swudah terbiasa melakukan “penobatan” seperti guru yang dicintai siswa, guru peduli siswa, guru sering marah, guru paling necis berpakaian, guru palaing ramah, guru yang mengajar hingga bel akhir berbunyi, dal lainnya. Penhyampaian predikat – predikat itu ternyata memberikan kesan yang tersendiri, ada nilai plus yang terkandung didalamnya. “Penobatan “ itu bisa saja dilakukan ketika upacara bendera atau didalam acara tutup tahun sekolah.
Pembiasaan pemberian predikat tertentu bagi guru - guru seperti termaktub diatas, sejauh saling bisa diterima terutama oleh semua guru rasanya mengandung banyak manfaat. Guru menjadi sadar diri, andaikan mendapat predikat paling banyak marah, tentu pada tahun berikutnya akan lebih mengoreksi diri. Disisi yang lain guru yang mendapatkan predikat guru mengajar sampai akhir bel berbunyi merupakan penghargaan tersendiri sekaligus merupakan prestasi. Tentu menjadi bangga ketika jerih payahnya dihargai orang lain, meski yang dilakukannya adalah merupakan kewajiban bagi kedislinan.
Untuk melaksanakan pemberian predikat seperti dikemukan didepan ddiperlukan syarat yang sifatnya mutlak, yakni manakala didalam lingkungan keluarga sekolah sudah terjalin hubungan sangat akrab, kental, saling memahami antara guru dan siswa. Dengan hubungan yang sudah sepeerti itu tentu kelonggaran hubungan antara guru dan siswa sudah tidak terkendala lkagi.
Meski demikian beberapa hal perlu diperhatikan didalam pelaksanaannya, antara lain :
  1. Pemberian predikat harus dalam rangka untuk menciptakan keakraban hubungan kekeluargaan sekolah utamanya antara guru dan siswa.
  2. Perlu disimak secara seksama bagaiman sifat guru yang diberi sesuatu predikat. Guru yang mudah tersinggung tentu akan kurang bahkan tidak senang hatinya ketika mendapatkan predikat guru pemarah.
  3. Penyampaian prewdikat itu seyogyanya disertai penghargaan, semacam hadiah.
  4. Didesain sedemikian rupa agar suasana penyampaian predikat itu dalan kondisi humor tetapi sopan santun tetap terpelihara dengan baik.
  5. Akan menjadi lebih bgus lebih aman manakala predikat dan hadiah yang diberikan kepada guru meliputi banyak aspek, bahkan termasuk yang lucu – lucu, sehingga guru yang mendapat predikat kurang mengenakkan menjadi lebih ringan perasaannya karena terkontaminasi dengan hal-hal yang bersifat sekedar ramai –ramai saja.